Senin, 28 November 2011

psis semarang

SEJARAH TERBENTUKNYA "PANSER BIRU"

Sejarah Panser Biru
Gedung berlian dan tragedi Manahan mempunyai arti yang sangat penting bagi lahirnya Panser Biru.Di dua tempat itulah awal mula terbesit untuk membentuk organisasi suporter atraktif pertama di Semarang bernama Panser Biru. Tragedi Manahan telah menjadi spirit bagi cah-cah Semarang untuk membentuk suatu kelompok organisasi supporter yang atraktif dan kreatif,maklum saja tragedi Manahan selain membuat banyak jatuhnya korban secara fisik tetapi juga secara psikis karena terdegradasinya PSIS ke Divisi 1 untuk pertama kalinya selama Ligina digulirkan.
Diawali dengan bertemunya sekitar 15 orang gila bola di Gedung Berlian JL.Pahlawan Semarang ,mereka mulai membicarakan embrio terbentuknya suatu kumpulan supporter yang terorganisir, mereka adalah Ari Sudrajat, Arief Pamungkas, Beny Setyawan, Miko, Duryanto“pesek”, Djoened, Dody, Oky, Ibnu, Sastono, Bayu, Aris, Nevo, Agus, Arief. Dari situ terbentuklah nama “Forum Peduli PSIS”, dan nahkoda sementara dipegang oleh Duryanto “Pesek”. Lambat laun tiap minggu secara kontinyu pertemuan terus diadakan di Stadion Tri Lomba Juang Mugas Semarang. Tanggal 22 Oktober 2000 pertemuan pertamanya diikuti hanya oleh 20 orang saja.Selanjutnya pertemuan kedua tanggal 29 Oktober 2000 diikuti oleh 35 orang,dan finalnya tanggal 5 November 2000 pertemuan yang ke 4 berhasil diikuti oleh 75 orang yang secara aklamasi fans PSIS yang berkeumpul ini sudah mulai mencari nama yang pantas disandang oleh organisasi yang akan dibentuk ini.Ada usulan nama Fan Bos ( Fans Bocah Semarang ) yang diusulkan oleh anak-anak Semarang Selatan, Pasukan Suporter Semarang-Biru ( Panser Biru ) oleh Sdr Beny Setyawan, Bosnia ( Bocah Semarang Mania ) yang disuarakan Anak Banyumanik, SAS, Bocah Semarang ( Bocas ), Tiffosi, dan masih banyak lagi. Selain itu sejumlah lagu juga telah diusulkan untuk dinyanyikan apabila PSIS sedang berlaga di stadion. Aklamsi akhirnya membuktikan kalau nama Panser Biru karya Sdr Beny Setyawan banyak mendapat suara dari fans PSIS sehingga sejak saat itu dipilihlah nama Panser Biru menjadi nama organisasi supporter sepakbola baru Semarang.
Semangat anak-anak Semarangpun mulia berkobar-kobar menyambut terbentuknya organisasi baru PSIS ini layaknya api yang membara. Puncaknya tanggal 1 Desember 2000 pada saat latihan perdana PSIS di stadion Jatidiri yang akan mempersiapkan diri berlaga di divisi 1 liga Indonesia ,Panser Biru mulai beraksi untuk pertama kalinya di depan publik . Segala gerakan,tarian serta yel-yel atraktif mulai diperlihatkan secara menarik.Nuansa tersebut sebelumnya belum pernah ada di dalam stadion.Para pecinta PSIS pun yang sedang melihat latihan banyak yang terperangah melihat ada “sesuatu” yang baru di tengah-tengah mereka.Gelora anak Panser tak hanya sampai di sini saja,tetapi terus berlanjut dari tiap pertandingan ke pertandigan kandang maupun tandang PSIS.Nah,setelah melalui proses yang panjang akhirnya tanggal 25 Maret 2001 nama besar Panser Biru dideklarasikan sebagai organisasi supporter pertama PSIS yang mengusung kreatifitas dan atraktifitas di komplek GOR Tri Lomba Juang Mugas Semarang yang juga dihadiri kurang lebih 5000 orang simpatisan.
Kini Panser Biru telah memasuki usia matangnya yang ke-7 di tahun 2008 ini. Pasang surut,terpuruk dan jaya,senang maupun susah,sehat dan sakitnya Panser sudah banyak dirasakan kelompok ini.Ya, sekali lagi semangat satu Semarang satu yang digelorakan dari dulu hingga kini masih terus dipegang serta dihayati oleh semua anggota dengan satu tujuan tentunya yaitu mendukung PSIS menjadi klub sepakbola terbaik di kasta tertinggi kancah persepakbolaan Indonesia. Bravo PSIS, Bravo Panser Biru !!!!!!!

Rabu, 16 November 2011

AKIBAT NARKOBA


Narkoba

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sebotol heroin yang merupakan salah satu narkoba yang paling dikenal.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari NarkotikaPsikotropika dan Zat Adiktif.
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.[rujukan?] Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Jenis

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis narkotika adalah:
  • Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
  • Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
  • Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide), dsb.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:
• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.

[sunting]Penyebaran

Hingga kini penyebaran penyalahgunaan narkoba sudah hampir tak bisa dicegah.[rujukan?] Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.[rujukan?] Tentu saja hal ini bisa membuat orang tua, organisasi masyarakat, dan pemerintah khawatir.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan[rujukan?], namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba.[rujukan?] Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak adalah pendidikankeluarga. Orang tua diharapkan untuk mengawasi dan mendidik anaknya agar selalu menjauhi penyalahgunaan Narkoba.

[sunting]Kelompok Berdasarkan Efek

Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap pemakainya, narkoba dikelompokkan sebagai berikut:
  • Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD
  • Stimulan, efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu, dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu
  • Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw
  • Adiktif, Seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja, heroin, putaw
  • Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian

[sunting]Jenis

  • Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.
Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.
  • Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).
Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.

[sunting]Pemanfaatan

Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.
Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.
Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.
Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan.
Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.
  • Budidaya
Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.
  • Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.
Kata "morfin" berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.
  • Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”.
Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif.

[sunting]

SEJARAH PSIS


Sejarah

Sejarah tim sepak bola kota Semarang telah berlangsung sejak lama ketika kota ini masih berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial. Yang pertama tercatat adalah team sepak bola UNION yang berdiri tanggal 2 Juli 1911. UNION sendiri hanyalah sebutan bagi tim dengan namaTionghoa Hoa Yoe Hwee Koan. Tim ini mendapatkan hak rechspersoon tahun 1917 dari pemerintah kolonial.
Selanjutnya ada pula tim bernama Comite Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH) dengan gedung olahraga di wilayah Seteran. Pada tahun 1926 tim ini berubah nama menjadi Hwa Nan Voetbalbond (HNV). Tercatat klub Hwa Nan ini bahkan telah melakukan pertandingan eksibisi dengan klub luar negeri asal Taiwan, Loh Hua Team Voetbalbond.
Di kalangan pendukung pribumi, perkumpulan yang menonjol adalah Tots Ons Doel (TOD) yang didirikan pada 23 Mei 1928, bermarkas di Tanggul Kalibuntang (sekarang Jl. Dr. Cipto). Dalam perjalanannya Tots Ons Doel berganti nama menjadi PS. Sport Stal Spieren (SSS). PS SSS inilah yang kemudian menjadi cikal bakal PSIS Semarang. Pada tahun 1930 team ini berganti nama menjadi Voetbalbond Indonesia Semarang (VIS) yang berlatih di lapangan Karimata Timur.
Setelah PSSI lahir pada 19 April 1930, Voetbalbond Indonesia Semarang berganti nama penjadi Persatuan Sepak bola Indonesia Semarang(PSIS) yang beranggotakan klub sepak bola Romeo, PSKM, REA, MAS, PKVI, Naga, RIM, RDS dan SSS sendiri. Adapun nama klub SSS kemudian berganti menjadi berbahasa Indonesia, Sport Supaya Sehat, sampai sekarang.
Pada kompetisi tahun 2006 klub ini dilatih Sutan Harhara yang kemudian diberhentikan dan diganti oleh asistennya Bonggo Pribadi.


Prestasi


Sejak pertama kali berdiri, PSIS sudah dikenal sebagai tim medioker di kompetisi Perserikatan Indonesia. Kurang maksimalnya dukungan dari Pemda yang (mungkin) mewakili karakteristik warga Semarang yang cenderung menyukai hasil yang didapat secara instan dan cepat puas sehingga prestasi tim ini pun tidak bagus tapi juga tidak bisa dikatakan jelek.
Terbukti PSIS baru bisa mencicipi gelar juara ditahun 1987 dengan mengalahkan Persebaya Surabaya di final kompetisi perserikatan PSSI dengan skor 1-0 melalui gol tunggal Ribut Waidi. Karena faktor terlalu cepat puas ini (apalagi ditambah keberhasilan punggawanya dalam merebut medali emas SEA Games yang pertama kali bagi Indonesia) maka di kompetisi berikutnya PSIS nyaris terjerumus dalam lubang degradasi ditambah dengan "campur tangan" Persebaya yang bermain untuk kalah 12-0 dari Persipura Jayapura. Untung saja PSIS masih mampu bertahan dan terus bertahan dengan peringkat tim medioker.
Prestasi tertinggi PSIS adalah ketika menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun 1987 dan Juara Liga Indonesia 1999. Pada musim 2006 PSIS menjadi runner-up Liga Indonesia dengan keberhasilan mencapai final Liga Indonesia, berhadapan dengan Persik Kediri diStadion ManahanSolo dan kalah melalui akhir perpanjangan waktu babak ke-2. Saat ini PSIS Semarang juga berstatus sebagai runner-upPiala Emas Bang Yos (PEBY) yang terakhir, diadakan di Jakarta akhir tahun 2006.
  • Juara I LI 1987 (masih bernama perserikatan PSSI. vs Persebaya 1-0, gol oleh Syaiful Amri)
  • Juara I LI V 1998 ( vs Persebaya 1-0, Tugiyo)
  • Juara I LI Divisi I 2000
  • Juara II Suratin Cup 2003
  • Juara I Suratin Cup 2004
  • Juara III LI XII 2005
  • Juara III PEBY 2005
  • Juara II LI XIII 2006
  • Juara II PEBY 2006



Statistik di Divisi Utama Liga Indonesia hingga tahun 2006

  • Total musim: 11
  • Total pertandingan: 293 (107 kali menang, 79 kali seri, 107 kali kalah)
  • Selisih gol: 319 gol memasukkan-331 gol kemasukan


Liga Indonesia I (Liga Dunhill) 1994-1995

PSIS berhasil mencapai peringkat 13 dari 17 tim Wilayah Timur.
PSIS yang walaupun sempat membuat sedikit kejutan seperti saat mengalahkan Persebaya 3-0 di Stadion Gelora 10 November Surabaya, tapi tetap saja prestasinya di papan tengah yang cenderung ke bawah. Ditambah lagi dengan sangat minimnya penonton yang tiba-tiba menurun drastis karena "kuningisasi" yang dilakukan gubernur Jawa Tengah saat itu dan di saat bersamaan prestasi saudara mudanya, BPD Jateng juga meningkat, jadilah PSIS sebagai tim yang ngenes. Juara Liga Tahun ini adalah Persib Bandung yang secara kontroversial mengalahkan Petrokimia Putra dengan skor tipis 1-0.
  • Total pertandingan: 32 (10 kali menang, 9 kali seri, 13 kali kalah)
  • Selisih gol: 28 gol memasukkan-43 gol kemasukan


Liga Indonesia II (Liga Dunhill) 1995-1996

Berhasil mencapai peringkat 10 dari 16 tim Wilayah Timur.
Prestasi PSIS masih stagnan di papan tengah, hanya saja dari segi penonton sudah mulai ada peningkatan. Hal ini disebabkan karena mulai masuknya pemain impor yang menarik penonton untuk menyaksikan aksinya serta seragam yang kembali ke warna kebesaran, biru. Ditambah lagi dengan campur tangan kekuasaan Gubernur Jateng saat itu yang membuat tim BPD Jateng hanya boleh diisi oleh pemainPON yang miskin pengalaman dan bahkan saat pelatih mencoba untuk menurunkan pemain non-PON, dia pun dipecat dari pekerjaannya, padahal hasilnya adalah kemenangan. Juara Liga adalah Bandung Raya yang (juga) secara kontroversial mengalahkan PSM Makassar 2-0.
  • Total pertandingan: 30 (10 kali menang, 7 kali seri, 13 kali kalah)
  • Selisih gol: 37 gol memasukkan-41 gol kemasukan


Liga Indonesia III (Liga Kansas) tahun 1996

Ada sedikit peningkatan prestasi PSIS dengan hampir menembus babak 12 besar. Gairah sepak bola Semarang pun seolah bangkit dari tidurnya. Dukungan dari pemerintah mengalir dan penonton pun semakin membanjir. Stadion Jatidiri (kapasitas 25.000) yang di LI I hanya mencatat rata-rata penonton 500 orang dan di LI II dengan rata-rata penonton 15.000 orang, kali ini selalu penuh (25.000 orang). Juara Liga adalah Persebaya yang mengalahkan Bandung Raya 3-1.


Liga Indonesia IV 1997-1998

Berhasil mencapai peringkat 6 dari 11 tim Wilayah Tengah (sebelum dihentikan).
Imbas dari prestasi yang meningkat membuat PSIS mulai bergairah dan diperhitungkan di kancah sepak bola nasional. Sayang sekali saat itu liga harus dihetikan karena krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia.
  • Total pertandingan: 16 (4 kali menang, 8 kali seri, 4 kali kalah)
  • Selisih gol: 17 gol memasukkan-24 gol kemasukan


Liga Indonesia V 1998-1999

Puncak prestasi dari PSIS. Dilatih oleh Edi Paryono, setelah mencapai peringkat 2 dari 5 tim Grup D dan kemudian runner-up Grup F (10 Besar), PSIS akhirnya menggondol gelar juara setelah di final yang menjadi "partai usiran" karena harus terbang ke Manado dengan semangat balas budi atas meninggalnya 11 orang suporter PSIS di Manggarai, PSIS bermain kesetanan dan mengalahkan Persebaya dengan skor tipis 1-0 melalui gol Tugiyo di injury time babak kedua. Sayang sekali prestasi ini sepertinya kurang bernilai karena liga saat itu dibagi oleh banyak grup (3 wilayah 5 grup). PSIS berhak mewakili Indonesia ke Piala Champions Asia dan sayangnya langsung tunduk dariSamsung Suwon Bluewings dengan skor 3-2 di kandang dan 6-2 saat tandang.
  • Total pertandingan: 14 (7 kali menang, 3 kali seri, 4 kali kalah)
  • Selisih gol: 18 gol memasukkan-13 gol kemasukan
Turun ke peringkat 13 dari 14 tim Wilayah Timur.


Liga Indonesia VI 1999-2000

Terlena dengan gelar yang sudah diraih, memasuki Liga Indonesia VI tahun 1999, PSIS terlambat menyiapkan tim dan dukungan dana tiba-tiba macet. Kerusuhan di partai pembukaan saat PSIS takluk dari Barito Putra 2-0 seakan menjadi tanda-tanda yang tidak baik. Dan ternyata semua itu terbukti, kenyataan pahit itupun harus diambil. PSIS degradasi ke Divisi I, sekaligus mencatatkan diri sebagai tim pertama di Indonesia yang terdegradasi setelah menjuarai kompetisi sebelumnya.
  • Total pertandingan: 26 (6 kali menang, 6 kali seri, 14 kali kalah)
  • Selisih gol: 22 gol memasukkan-32 gol kemasukan


Liga Indonesia VII 2000-2001

PSIS bermain di Divisi I. Tersentak oleh kenyataan pahit tersebut, manajemen tim pun bertindak. PSIS harus kembali ke Divisi Utama, begitu tekad mereka. Dan ternyata tekad itu terwujud, PSIS menjadi juara Kompetisi Divisi I tahun 2000 sekaligus kembali promosi ke Divisi Utama. Tahun ini ditandai pula dengan berdirinya komunitas suporter PSIS bernama Panser Biru. Serta merta melalui kerja keras PSIS bangkit dan melalui konsistensi permainannya gelar juara Divisi I tahun 2001 pun berhasil diraih. PSIS Semarang kembali ke Divisi Utama.
  • Total pertandingan: 16 (12 kali menang, 2 kali seri, 2 kali kalah)
  • Selisih gol: 24 gol memasukkan-9 gol kemasukan

[sunting]Liga Indonesia VIII Bank Mandiri 2002

Meraih peringkat 8 dari 12 tim Wilayah Timur PSIS tetap menempati posisi papan tengah seperti biasanya. Tidak ada sesuatu yang spesial, semuanya datar-datar saja. Liga Indonesia VIII tahun 2002 (Liga Bank Mandiri), PSIS masih belum beranjak dari papan tengah dan bahkan nyaris degradasi. Untung saja 2 kemenangan kandang terakhir menyelamatkan PSIS dari jurang degradasi. Juara tahun ini adalah Petrokimia Putra yang pada final mengalahkan Persita Tangerang 2-1 melalui perpanjangan waktu.
  • Total pertandingan: 22 (8 kali menang, 6 kali seri, 8 kali kalah)
  • Selisih gol: 20 gol memasukkan-25 gol kemasukan

[sunting]Liga Indonesia IX Bank Mandiri 2003

Mencapai peringkat 13 dari 20 tim. Sejak Liga Indonesia tahun kompetisi 2003 PSIS mempercayakan jabatan manajer tim kepada Yoyok Sukawi. Di bawah kepemimpinannya, PSIS mengalami beberapa perubahan yang signifikan, antara lain dengan mengontrak pelatih Daniel Roekito, dan mengganti beberapa pemain, dengan tujuan agar mampu mencapai hasil maksimal di kancah Liga Indonesia 2003.
Bersamaan dengan diadakannya Piala Emas Bang Yos (PEBY) I di Jakarta, PSIS memanfaatkan ajang ini untuk menyeleksi dan mematangkan skuad pemain yang ada untuk menghadapi Liga Indonesia tahun berikutnya.
Tahun 2003, menjadi tonggak sejarah di mana semua peserta saling bertemu karena sistem turnamen yang tidak membagi wilayah lagi. Alih-alih berprestasi, PSIS masih belum mampu beranjak dari papan tengah ke bawah. Juara Liga tahun ini adalah Persik Kediri yang fenomenal karena di tahun sebelumnya berada di Divisi I. Liga Indonesia X (Liga Bank Mandiri) tahun 2004, masih dengan format satu wilayah. prestasi PSIS mulai menanjak naik walaupun belum bisa meraih gelar juara yang pada tahun ini diraih oleh Persebaya. Liga Indonesia XII (Liga Djarum Indonesia) tahun 2005, prestasi PSIS semakin membaik. Di tangan pelatih Bambang Nurdiansyah, PSIS berhasil meraih posisi ketiga. Sebenarnya hasil yang dicapai bisa lebih baik kalau saja di partai 8 besar wasit bisa lebih netral saat PSIS jumpa dengan tuan rumah Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya melakukan hal yang mencoreng sepak bola nasional dan menghilangkan kesempatan juara PSIS dengan mogok main. Di tahun ini ada sesuatu yang baru di mana Piala Indonesia (Copa Dji Sam Soe) untuk pertama kali dimainkan. Sayangnya PSIS hanya sampai babak 16 besar karena terhenti langkahnya oleh Persijap Jepara.
  • Total pertandingan: 38 (14 kali menang, 8 kali seri, 16 kali kalah)
  • Selisih gol: 43 gol memasukkan-45 gol kemasukan

[sunting]Liga Indonesia X 2004

Mencapai peringkat 10 dari 18 tim. Pada Liga Indonesia tahun 2004, dengan suntikan tenaga pemain baru, baik lokal maupun asing, ditambah polesan tangan pelatih Cornelis Sutadi dan asisten pelatih Bonggo Pribadi, PSIS mengarungi kerasnya persaingan di Liga Indonesia 2004. Di pertengahan tahun kompetisi 2004, manajemen PSIS menilai perlu dilakukan perombakan tim. Jabatan Pelatih Kepala diserahkan kepada Herry Kiswanto. Beberapa pemain baru pun dikontrak untuk menambah kekuatan tim.
Pada turnamen PEBY II, PSIS kembali diundang, dan menjadikan ajang ini sebagai tahapan pemantapan komposisi pemain untuk menghadapi Liga Indonesia tahun 2005.
  • Total pertandingan: 34 (12 kali menang, 10 kali seri, 12 kali kalah)
  • Selisih gol: 35 gol memasukkan-34 gol kemasukan

[sunting]Liga Indonesia 2005

Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, Runner Up Grup Barat (8 Besar), juara 3.
Liga Indonesia 2005 kembali dibagi menjadi 2 wilayah. PSIS termasuk di Wilayah I atau Barat. Masih dikomandani oleh Yoyok Sukawi sebagai Manajer Tim, Bambang Nurdiansyah (Pelatih Kepala), PSIS memiliki optimisme tinggi menyambut Liga Indonesia 2005. PSIS berhasil melaju ke putaran 8 Besar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Meski dirugikan oleh kejadian mundurnya Persebaya dari putaran ini, PSIS sukses mencapai peringkat 3 untuk Liga Indonesia tahun 2005.
  • Total pertandingan: 30 (13 kali menang, 12 kali seri, 5 kali kalah)
  • Selisih gol: 41 gol memasukkan-23 gol kemasukan


Liga Indonesia 2006

Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, runner-up Grup A (8 Besar), runner-up kompetisi.
PEBY III menjadi ajang pembuktian keseriusan PSIS dalam persiapan menjelang Liga Indonesia 2006. PSIS kembali ke Semarang dengan keberhasilan menduduki posisi 3. Menghadapi Liga Indonesia 2006, PSIS terus melakukan persiapan dengan beberapa kali melakukan uji coba di Semarang, serta mengontrak pemain-pemain handal yang dibutuhkan tim untuk mencapai hasil maksimal.
Di akhir tahun 2005, PSIS mengontrak pelatih Sutan Harhara untuk turut berpastisipasi di turnamen PEBY III dan juga untuk Liga Indonesia 2006 yang akan datang. Sebelum mengikuti PEBY III, PSIS diundang PSSI U-23, yang dipersiapkan untuk mengikuti SEA Games Manila, sebagai lawan latih tanding yang berlangsung di Stadion Si Jalak HarupatBandung.
Di pertengahan musim, PSIS mengganti pelatih Sutan Harhara dengan asistennya Bonggo Pribadi. PSIS melaju sampai ke partai puncak dan kalah dalam drama perpanjangan babak melawan Persik Kediri melalui gol Cristian Gonzalez.
  • Total pertandingan: 31 (16 kali menang, 5 kali seri, 10 kali kalah)
  • Selisih gol: 37 gol memasukkan-31 gol kemasukan